Barusan,di salah satu program televisi sedang mengangkat tema para tuna netra yang mampu berprestasi.Namun yang sangat mencengangkan adalah,Mua'adz.Di usia 11 tahun,beliau sudah mampu menghapal Al Qur'an 30 juz.Saat diwawancarai salah stasiun televisi,ia justru memuji Allah atas kebutaannya.Ia menganggap kebutaannya adalah anugrah.Bahkan ia berkata "Dalam sholat,aku tak meminta kepada Allah agar Allah mengembalikan penglihatanku".Syekh Fahd Al Kandari yang ikut mewancarai terkejut mendengar pengakuan Mu'adz."Engkau tidak ingin Allah mengembalikan penglihatanmu?Mengapa?" tanya sang Syekh kepada Mu'adz dengan penuh rasa penasaran dan kaget.“Semoga menjadi keselamatan bagiku pada hari pembalasan (kiamat),sehingga Allah meringankan perhitungan (hisab) pada hari tersebut.Allah akan menanyakan nikmat penglihatan, apa yang telah engkau lakukan dengan penglihatanmu? Saya tidak malu dengan cacat yang saya alami. Saya hanya berdoa semoga Allah meringankan perhitungan-Nya untuk saya pada hari kiamat kelak,”jawab Mua'dz dengan meyakinkan dan tenang.Sontak jawaban Mua'adz membuat Syekh menangis,dan semua krew,dan mungkin para penonton di rumah.
Bocah tuna netra penghapal Al Qur'an
Barusan,di salah satu program televisi sedang mengangkat tema para tuna netra yang mampu berprestasi.Namun yang sangat mencengangkan adalah,Mua'adz.Di usia 11 tahun,beliau sudah mampu menghapal Al Qur'an 30 juz.Saat diwawancarai salah stasiun televisi,ia justru memuji Allah atas kebutaannya.Ia menganggap kebutaannya adalah anugrah.Bahkan ia berkata "Dalam sholat,aku tak meminta kepada Allah agar Allah mengembalikan penglihatanku".Syekh Fahd Al Kandari yang ikut mewancarai terkejut mendengar pengakuan Mu'adz."Engkau tidak ingin Allah mengembalikan penglihatanmu?Mengapa?" tanya sang Syekh kepada Mu'adz dengan penuh rasa penasaran dan kaget.“Semoga menjadi keselamatan bagiku pada hari pembalasan (kiamat),sehingga Allah meringankan perhitungan (hisab) pada hari tersebut.Allah akan menanyakan nikmat penglihatan, apa yang telah engkau lakukan dengan penglihatanmu? Saya tidak malu dengan cacat yang saya alami. Saya hanya berdoa semoga Allah meringankan perhitungan-Nya untuk saya pada hari kiamat kelak,”jawab Mua'dz dengan meyakinkan dan tenang.Sontak jawaban Mua'adz membuat Syekh menangis,dan semua krew,dan mungkin para penonton di rumah.